Wisata Jati Sewu Gresik

Jelajahi Keindahan Tersembunyi Jati Sewu Gresik

Kabupaten Gresik, Jawa Timur, menyimpan pesona wisata alam yang memukau, salah satunya adalah Jati Sewu. Destinasi wisata ini menawarkan keindahan alam yang asri dan kaya akan sejarah, menjadikannya tempat yang wajib dikunjungi bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana tenang dan belajar tentang masa lalu.

Lokasi dan Akses

Jati Sewu terletak di Desa Mojopetung, Kecamatan Gresik, sekitar 15 kilometer dari pusat kota Gresik. Akses menuju lokasi wisata ini cukup mudah, dapat ditempuh menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum.

Asal-Usul Nama

Nama Jati Sewu berasal dari bahasa Jawa, "jati" yang berarti pohon jati dan "sewu" yang berarti seribu. Hal ini merujuk pada keberadaan ribuan pohon jati yang tumbuh subur di kawasan hutan ini.

Sejarah

Kawasan Jati Sewu memiliki sejarah panjang yang terkait dengan era kolonial Belanda. Pada masa itu, hutan jati ini dikelola oleh perusahaan Hindia Belanda untuk memenuhi kebutuhan kayu jati sebagai bahan baku pembuatan kapal dan bangunan.

Setelah Indonesia merdeka, kawasan Jati Sewu ditetapkan sebagai hutan lindung dan dikelola oleh Perhutani. Saat ini, Jati Sewu menjadi salah satu destinasi wisata alam unggulan di Kabupaten Gresik.

Keindahan Alam

Jati Sewu menawarkan keindahan alam yang memukau. Hutan jati yang lebat dengan pepohonan yang menjulang tinggi menciptakan suasana sejuk dan rindang. Pengunjung dapat menikmati pemandangan hijau yang menyegarkan mata dan menghirup udara segar yang menyehatkan.

Selain pohon jati, kawasan Jati Sewu juga dihuni oleh berbagai jenis flora dan fauna. Burung-burung berkicau merdu di antara pepohonan, menciptakan simfoni alam yang menenangkan.

Objek Wisata

Selain menikmati keindahan alam, pengunjung Jati Sewu juga dapat menjelajahi berbagai objek wisata yang menarik, di antaranya:

  • Candi Jolotundo: Candi Hindu yang diperkirakan dibangun pada abad ke-13. Candi ini memiliki struktur yang unik dan menjadi bukti kejayaan kerajaan Majapahit di masa lalu.
  • Makam Sunan Prapen: Makam salah satu tokoh penyebar agama Islam di Gresik, Sunan Prapen. Makam ini menjadi tempat ziarah bagi umat Islam dan memiliki nilai sejarah yang tinggi.
  • Air Terjun Kedung Kembar: Air terjun kecil yang memiliki dua aliran air yang jatuh dari ketinggian sekitar 10 meter. Pengunjung dapat menikmati kesegaran air terjun dan berfoto di lokasi yang instagramable.
  • Jembatan Gantung: Jembatan gantung yang membentang di atas sungai kecil, memberikan pemandangan hutan jati dari ketinggian. Jembatan ini menjadi spot foto yang populer bagi wisatawan.

Fasilitas

Kawasan Jati Sewu dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang untuk kenyamanan pengunjung, seperti:

  • Area Parkir: Tersedia area parkir yang luas untuk kendaraan roda dua dan roda empat.
  • Warung Makan: Terdapat beberapa warung makan yang menyajikan aneka kuliner khas Gresik.
  • Toilet: Tersedia toilet yang bersih dan memadai.
  • Musala: Tersedia musala untuk pengunjung yang ingin beribadah.

Tips Berkunjung

  • Kunjungi Jati Sewu pada pagi atau sore hari untuk menghindari terik matahari.
  • Gunakan pakaian dan alas kaki yang nyaman untuk berjalan di area hutan.
  • Bawa air minum yang cukup untuk menjaga hidrasi.
  • Hormati lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
  • Berhati-hatilah dengan hewan liar yang mungkin berkeliaran di kawasan hutan.

Kesimpulan

Jati Sewu Gresik merupakan destinasi wisata alam yang menawarkan keindahan, sejarah, dan ketenangan. Dengan pesona hutan jati yang lebat, objek wisata yang menarik, dan fasilitas yang memadai, Jati Sewu menjadi tempat yang tepat untuk melepas penat dan menjelajahi kekayaan alam dan budaya Kabupaten Gresik.

Budaya dan Tradisi

Selain keindahan alamnya, Jati Sewu juga kaya akan budaya dan tradisi. Masyarakat setempat masih melestarikan berbagai ritual dan adat istiadat yang telah diwariskan turun-temurun. Salah satu tradisi yang paling terkenal adalah "Larung Sesaji", sebuah upacara yang dilakukan setiap tahun untuk memohon berkah dan keselamatan.

Upacara Larung Sesaji biasanya diadakan pada bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Islam. Masyarakat setempat berkumpul di tepi pantai untuk mempersembahkan sesaji berupa kepala kerbau, ayam, dan berbagai hasil bumi. Sesaji tersebut kemudian dilarung ke laut sebagai simbol permohonan kepada Tuhan.

Tradisi lain yang masih dijalankan adalah "Nyadran", sebuah upacara untuk menghormati leluhur. Nyadran biasanya dilakukan di makam-makam leluhur, di mana masyarakat setempat berkumpul untuk berdoa dan membersihkan makam.

Kuliner Khas

Jati Sewu juga memiliki kuliner khas yang menggugah selera. Salah satu makanan yang paling terkenal adalah "Nasi Krawu", nasi putih yang disajikan dengan berbagai lauk pauk, seperti daging sapi, jeroan, dan sambal. Nasi Krawu biasanya dibungkus dengan daun pisang, memberikan aroma yang khas.

Makanan khas lainnya adalah "Sate Klopo", sate ayam yang dibumbui dengan kelapa parut. Sate Klopo memiliki rasa yang gurih dan manis, dengan tekstur yang lembut.

Akomodasi dan Fasilitas

Untuk wisatawan yang ingin menginap di Jati Sewu, tersedia berbagai pilihan akomodasi, mulai dari hotel hingga homestay. Hotel-hotel di Jati Sewu umumnya menawarkan fasilitas yang lengkap, seperti kolam renang, restoran, dan pusat kebugaran.

Selain akomodasi, Jati Sewu juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang wisata, seperti area parkir, toilet umum, dan warung makan. Tersedia juga penyewaan perahu bagi wisatawan yang ingin menjelajahi hutan mangrove atau berwisata ke pulau-pulau kecil di sekitar Jati Sewu.

Aksesibilitas

Jati Sewu mudah diakses dari berbagai daerah di Jawa Timur. Dari Surabaya, wisatawan dapat menempuh perjalanan darat selama sekitar 1,5 jam. Tersedia juga akses melalui jalur laut dari Pelabuhan Gresik.

Untuk menuju Jati Sewu, wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi, taksi, atau bus. Tersedia juga layanan ojek online yang dapat memudahkan wisatawan untuk mencapai destinasi wisata.

Tips Berwisata

Berikut adalah beberapa tips untuk wisatawan yang ingin berwisata ke Jati Sewu:

  • Kunjungi Jati Sewu pada saat musim kemarau untuk menghindari hujan.
  • Gunakan pakaian dan alas kaki yang nyaman karena Anda akan banyak berjalan.
  • Bawa bekal makanan dan minuman karena pilihan makanan di Jati Sewu terbatas.
  • Hormati budaya dan tradisi setempat.
  • Jaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya.
  • Berhati-hatilah dengan hewan liar, seperti monyet dan ular.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *